Seventh-Day Adventist Church

Riverside Indonesian Seventh-Day Adventist Church 5430 Ridgeview Avenue, Mira Loma CA 91752

Menu

Mengapa Bersiap?

 

<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Tahoma; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:1627421319 -2147483648 8 0 66047 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->

Mengapa Bersiap?


By Irfan Rasman

Kisah mengenai Marta dan Maria di dalam Lukas 10:38-42 memberi arahan apa yang Yesus inginkan dari murid-murid-Nya.  Yesus memilih rumah Marta untuk tinggal, beristirahat dan menanggalkan sandal-Nya.  Ada banyak rumah di mana Yesus mestinya dapat beristirahat. Kita perlu menanyakan pertanyaan ini. “Mengapa rumah Marta yang dipilih Yesus untuk beristirahat?” 

Saya percaya salah satu alasan mengapa Yesus memilih rumah Marta adalah karena dia bersedia menjamu Yesus.  Dia siap. Namun sementara menyediakan makanan bagi tamunya, Marta terlihat bingung dan berjalan ke kiri dan ke kanan.  Dia direpotkan oleh persiapannya.  Bagaimana dengan persiapan kita?  Apakah kita sedang bersiap bagi kedatangan Yesus? 

                                                                                               

Wahyu 3:20 berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan dia bersama-sama dengan Aku.”   Janji yang Yesus berikan adalah hanya untuk membuka pintu.  Yesus tidak meminta kita untuk melakukan yang lain.  Yesus akan membuat hal itu begitu mudah bagi kita.  Dia akan membereskan kekacauan kita.  Dia akan menyapu lantai rumah kita.  Mencuci piring.  Memasak buat kita.  Bagaimana kita tahu bahwa Yesus bersedia melakukan semuanya ini?  Karena Dia bahkan bersedia mati bagi kita.  Tetapi saudara, kita harus terlebih dahulu membuka pintu.

                                                                                               

Satu hal mengenai Yesus, Dia tidak menunggu tawaran kita.  Dia menawarkan diri-Nya ke dalam perkumpulan kita dan kehidupan kita.  Dia tidak mengatakan jika engkau mengundang-Ku maka Aku akan datang.  Yang Yesus katakan adalah jika engkau membuka pintu. Yesus tahu di mana kita berada.  Kita tidak perlu memberi petunjuk atau GPS kepada-Nya.  Kadangkala kita berdoa, “Ya Tuhan, curahkanlah Roh Kudus-Mu seperti hujan agar kami dapat menerima dan merasakannya.”  Yang menjadi masalah adalah kita sering menggunakan payung.  Payung itu dapat berupa ego kita, sifat mementingkan diri dan kesombongan kita yang menghalangi kita merasakan turunnya kuasa Roh Kudus atas kita.

                                                                                               

Ayat 39 mengatakan bahwa Marta mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya.  Sedang Marta sibuk sekali melayani.  Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

                                                                                               

Sekarang kita dapat melihat betapa sebuah berkat jika kita bersedia, tetapi betapa merugikannya kita dan tak menyenangkannya kita kepada Tuhan jika kita direpotkan oleh persiapan kita.   Barangkali itu sebabnya mengapa kita mempunyai pandangan negatif kalau berbicara tentang persiapan.  Misalnya kalau orang ingin berkunjung ke rumah kita.  Barangkali itu sebabnya orang jarang mau saling mengunjungi karena takut akan membuat tuan rumah kerepotan.  

                                                                                               
Saya teringat masa-masa ketika kami akan kedatangan tamu.  Ibu saya akan meminta saya membersihkan ini dan itu.  Demikian juga saudara saya pun diminta untuk membersihkan ini dan itu.  Tetapi saya selalu dibingungkan atau yang saya tidak mengerti adalah bagaimana saya harus melakukan semua itu.

                                                                                               

Bagaimana dengan kedatangan Yesus yang kedua kali?  Bagaimana caranya kita bersiap?  Orang mungkin mengatakan, “Apakah anda melihat gempa bumi atau peperangan di sana?” Atau, “Apakah anda melihat bagaimana sekarang ini anak-anak tidak lagi menghormati orang tua mereka?” “Oh, Yesus akan segera datang!”  Terkadang saya merasa seakan-akan kitalah yang menentukan kedatangan Tuhan.  Saya merasa takut mempelajari tentang kedatangan Yesus.  Saya juga mempelajari bahwa jika akan Dia datang, kita akan lari ke gunung-gunung dan bersembunyi.  Seseorang akan menodongkan pistol ke kepala kita dan menanyakan apakah kita akan mengikuti Yesus atau tidak.

                                                                                               

Orang selalu bertanya, “Apakah anda bersedia?  Apakah jiwamu siap? Tidak, saya tidak siap.”  Tahukah anda mengapa kita merasa tidak siap?  Karena kita fokus kepada apa yang akan datang gantinya siapa yang akan datang.  Kita sudah kehilangan jejak atau kehilangan perhatian kepada Kristus.  Saudara, janganlah kita direpotkan oleh persiapan-persiapan kita.

                                                                                               

Di dalam ayat 41 Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu:  Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” 

                                                                                               

Yesus mengatakan bahwa kita bukan hanya kuatir akan satu atau dua perkara, tetapi akan banyak perkara.  Anda akan melihat orang yang menjadi gila dan ketakutan soal kedatangan Yesus.  Banyak orang terperangkap di dalam persiapan kedatangan Yesus dan membuat mereka ketakutan.  Mereka didorong ke dalam ketakutan soal kedatangan.  “Buruan…buruan…Dia datang.  Setiap orang menjadi panik!”  Kita sering membuat orang menjadi ketakutan dengan berbagai amaran tentang persiapan tetapi dengan cara yang tidak tepat.

                                                                                               

Seandainya Yesus akan datang dalam waktu lima menit lagi, saya yakin kita semua akan buru-buru membersihkan segala kekacauan kita.  Barangkali sebagian orang akan berkata, “Saya akan buang semua koleksi DVD saya atau saya akan berganti pakaian karena rok saya terlalu pendek.  Saya akan mengubah cara saya melihat perempuan itu atau saya tidak akan bergosip lagi.”  Tetapi sayangnya kita tidak memiliki waktu yang lima menit itu karena kemudian kita sadari bahwa Dia sudah ada di sini.

                                                                                               

Jika kita kembali ke ayat 41, Alkitab mengatakan bahwa saat itu Maria sedang duduk di dekat Yesus dan Yesus berkata, “….hanya satu saja yang perlu.”  Apakah saat itu Maria sedang belajar tentang tanda binatang? Atau tentang kedatangan-Nya?  Tidak.  Saya percaya apa yang dilakukan oleh Maria itulah yang harus menjadi tujuan kita sebagai murid Kristus yaitu, bersama dengan Dia.

                                                                                               

Di dalam  Wahyu 21:3 Alkitab berkata, “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka.  Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.”  Kerinduan Allah adalah untuk bersama-sama manusia, dan kerinduan Maria adalah untuk bersama-sama Dia.  Yesus ingin kita bersama-sama dengan Dia pada saat kita senang, bersama-sama Dia pada saat kita susah, dan bersama-sama Dia pada saat kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan. 

                                                                                               

Kalau begitu apakah perlu untuk bersiap?  Tentu.  Namun, jika kita memiliki pengalaman bersama-sama Dia terlebih dahulu, maka secara otomatis kita akan bersiap.  Kita akan melakukan persiapan dengan cara yang benar, karena kita tahu apa yang Dia suka dan apa yang Dia tidak suka kita lakukan.  Sebagai seorang Kristen, kita harus mengusahakan mendapatkan posisi tertinggi ini di dalam gereja.  Posisi apakah itu?  Berada di kaki Yesus.

                                                                                               

Kedatangan Yesus yang kedua kali haruslah seperti suasana Natal.  Sinterklas membawa hadiah.  Sekalipun itu bukanlah kenyataan.  Karena hal itu bukan masalah anda baik atau jahat.  Tetapi itu adalah karena Dia baik adanya.  Dia berpengasihan.  Dia begitu ramah.  Bukanlah karena persiapan anda, tetapi karena persiapan-Nya.  Kedatangan-Nya bukan tergantung kita, tetapi tergantung waktu-Nya.

                                                                                               

Yohanes 17:3 berkata, “Inilah hidup yang kekal itu.”  Marilah kita belajar pola hidup Yesus mulai sekarang dengan selalu bersama-sama Dia setiap saat dalam kehidupan kita. 

 

(This article was edited and published by www.wartaonline.com on February 7, 2008)