Seventh-Day Adventist Church

Riverside Indonesian Seventh-Day Adventist Church 5430 Ridgeview Avenue, Mira Loma CA 91752

Menu

Meluruskan Kebutuhan: HIRARKI DAN PRIORITAS

 

<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Calibri; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-alt:"Times New Roman"; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.yshortcuts {mso-style-name:yshortcuts;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->

“Meluruskan Kebutuhan: HIRARKI DAN PRIORITAS”

Oleh Budi Gedjali

      Kita sekarang hidup dalam situasi yang tidak menyenangkan. Keadaan resesi ekonomi secara global sering membuat kita khawatir akan masa depan kita, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup.

      Menurut teori Abraham Maslow, ada 3 tingkatan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, yaitu: primer, sekunder, dan tertier. Kebutuhan hidup manusia harus dipenuhi secara bertingkat atau berurutan; kebutuhan primer harus dipenuhi terlebuh dahulu, baru kemudian kebutuhan sekunder dan tertier.

      Berdasarkan teori itu, manusia tidak akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan otak sebelum kebutuhan otot terpenuhi. Sesudah kebutuhan sandang, pangan, dan papan (SSP) terpenuhi dengan baik, barulah kemudian manusia akan berusaha mencari status sosial. Berbagai usaha dibuat untuk mendapatkan status sosial yang baik; barang bermerek terkenal dibeli, teman populer dicari, gelar akademis dikejar, dan sebagainya; semuanya dilakukan agar bisa dihargai atau dihormati secara status sosial. Kebutuhan rohani jarang dibutuhkan manusia atau bahkan dilupakan karena kebutuhan rohani berada dihirarki tertier.

      Manusia sering melupakan Tuhan karena kebutuhan SPP belum terpenuhi dengan “cukup”. Tuhan Yesus memberikan fondasi kebutuhan hidup berdasarkan prioritas yang bertolak belakang dengan hirarki kebutuhan teori Abraham Maslow.

      Sementara banyak orang khawatir dengan kebutuhan SPP, Tuhan Yesus menawarkan agar manusia “Cari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya” (Matius 6:33). Kebutuhan rohani (bukan kebutuhan SPP) harus mendapat prioritas utama bagi pengikut Kristus.

      Tawaran (bukan paksaan) Yesus ini sangat populer, teristimewa dikalangan umat Tuhan. Sering kita mendenger kesaksian “Sesudah saya mengenal kebenaran-Nya, saya tidak lagi makan makanan haram”, atau “Sesudah saya mempelajari kebenaran, saya meninggalkan hari minggu dan menyucikan hari Sabat”. Semua kesaksian seperti ini merajuk kepada istilah “kebenaran” didalam Matius 6:33.

      Dalam Alkitab terjemahan baru tertulis kata “kebenarannya”. Akhiran “-nya” menggunakan “n” kecil, bukan “N” besar. Akhiran “-nya” (huruf “n” kecil) akan mengacu sebagai posesif untuk kata “kerajaan” dalam ayat itu, sehingga kata “kebenarannya” berarti “kebenaran kerajaan”. Jika kita memakai akhiran “-Nya” (huruf “N” besar) akan mengacu sebagai posesif untuk kata “Allah” dalam ayat itu, sehingga kata “kebenaran-Nya” berarti “kebenaran Allah”.

      Kata “kebenaran” kalau diterjemahkan kedalam bahasa Inggris adalah “truth” dan “righteousness”. Kata “truth” sebagai lawan kata “falsity”, sedangkan kata “righteousness” sebagai lawan kata “sinfulness”. Dalam Alkitab bahasa Inggris (KJV, NKJV, ASV, dan NIV), Matius 6:33 berbunyi sebagai berikut : “Seek ye first the kingdom of God and His righteousness” bukan “kingdom of God and His truth”. Kata “truth” mengandung arti “kebenaran doktrin” atau “kebenaran pengajaran”, sedangkan kata “righteousness” berarti “kesucian”.

      Jadi kebenaran yang harus mendapat prioritas utama dalam kebutuhan pengikut-Nya ialah kebenaran yang berarti kekudusan hidup, bukan kebenaran doktrin atau pengajaran. Kita memang perlu belajar doktrin yang benar secara Alkitabiah, tetapi kita harus mengaplikasikan “truth” menjadi “righteousness atau holiness” dalam kehidupan kita. Orang yang mengutamakan”righteousness” adalah orang yang meneriam tawaran Yesus “Carilah kerjaan Allah dan kebenaran-Nya (kesucian-Nya). Mereka akan lebih sering berbicara tentang kebutuhan pertumbuhan kerohanian daripada kebutuhan jasmani. Mereka akan lebih tertarik berbincang tentang pergumulan kehidupan yang suci daripada kenikmatan hidup dalam pelanggaran dosa.

      Dalam konteks perikop Matius 6:33 ini, kita diharapkan oleh Allah untuk mengutamakan “righteousness” atau “holiness” sehingga kita tidak akan khawatir terhadap kebutuhan SPP. Kita pasti akan “Selamat di lengan Yesus”.