Seventh-Day Adventist Church

Riverside Indonesian Seventh-Day Adventist Church 5430 Ridgeview Avenue, Mira Loma CA 91752

Menu

Hati Ibu

 

<!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->

HATI SEORANG IBU

                                                                                                             Oleh G.S Kartagi

 

Pernahkah anda mengambil waktu dan merenungkan apakah yang anda kagumi dalam diri seorang ibu?  Bagaimana kalau kita berhenti sejenak dan duduk bersama mereka melihat dan mendengar kesediaan, kerelaan, hikmat dan pengorbanan yang mereka lakukan serta kemampuan meneruskan obor iman yang mereka miliki.  Ibu adalah pemberian Allah yang paling berharga bagi anda dan saya.   

 

Mari kita lihat apa yang ada di dalam hati ibu dan apa yang dia lakukan dengan mengambil contoh ibu-ibu yang mengagumkan dalam Alkitab.

 

Iman Seorang Ibu

 

Saya pribadi mengagumi seorang ibu yang tidak lain adalah ibu saya sendiri.  Peragaan iman yang dihidupkannya tertanam dalam diri saya.  Walaupun dalam situasi menghadapi dilema kehidupan yang keras, imannya muncul bagaikan permata yang tidak pernah menghentikan cahayanya.

 

Alkitab mencatat iman seorang ibu yang mengagumkan dalam diri Yokebed.  Sebagai seorang ibu dari bayi yang baru dilahirkannya, dia dihadapkan dengan satu dilema yang sangat menakutkan.  Firaun mengumumkan untuk membunuh semua bayi Yahudi yang baru lahir.  Dimotivasi oleh imannya kepada Tuhan dan kasihnya kepada bayinya, Yokebed mengambil suatu langkah iman yang luar biasa dengan menyembunyikan bayi Musa. (Kel. 2:2).   Yokebed memperlihatkan bagaimana mengatasi ketakutan kita, yang secara manusia nampaknya mustahil tetapi tidak bagi Tuhan kita di surga. Yokebed membuat suatu keputusan dalam menghadapi pencobaan dengan keberanian yang dipenuhi oleh iman. Menolak ketakutan dan sebagai gantinya meletakkan imannya kepada Tuhan. (Maz. 56:4). 

 

Istri Nuh, juga merupakan salah satu contoh ibu yang beriman.  Dia rela menginvestasikan semua waktu, tenaga, dan kekayaannya untuk membangun “bahtera” (peragaan iman) untuk keselamatan bagi seisi keluarganya.  Ini penting bagi setiap ibu dan calon ibu untuk mengevaluasi “misi hidup dan keluarga.”

 

 

Keberanian Seorang Ibu

 

“Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.”  (Pengk. 11:1).  Ini adalah suatu prinsip untuk menghidupkan suatu kehidupan iman sebagaimana petani yang melemparkan benih ke air atau tanah yang lembek, lalu menantikan hasilnya pada waktu panen. 

 

Seperti seorang petani, Yokebed dipaksa untuk mengambil suatu kesempatan dengan benihnya, tetapi “benihnya” adalah bayi Musa yang kecil.  Firaun telah mengeluarkan perintah untuk membunuh semua bayi Yahudi yang lahir. (Kel. 2:1). Tindakan berani apakah yang dilakukan oleh Yokebed untuk menyelamatkan bayinya?  Yokebed meletakkan imannya di dalam Tuhan untuk bekerja dan menyembunyikan bayinya yang kecil selama waktu tiga bulan.

 

Segera setelah itu dia harus mengambil resiko iman yang lain.  Menyadari bahwa dia tidak dapat menyembunyikan bayinya lebih lama lagi, dengan iman kepada Tuhannya, Yokebed bertindak “ … diambilnya sebuah peti pandan, … diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil.” (Kel. 2:3).   Tetapi imannya tidak sia-sia.  Puteri Firaun mengizinkannya untuk memelihara dan merawat bayinya. Ini merupakan salah satu bentuk tantangan dalam kehidupan bagi setiap ibu yang merupakan satu keberanian iman yang beresiko.

 

Waktu Seorang Ibu

 

Tuhan telah memanggil setiap ibu untuk menyerahkan hidup dan waktunya bagi anak-anak yang telah dipercayakan kepadanya pada tahun-tahun pertama kehidupan mereka. Tuhan memberikan peran yang penting untuk mengajar, memperkenalkan Dia, dengan menjadikan mereka pria dan wanita yang dapat digunakan untuk tujuanNya yang besar. 

 

a.   Tiga Tahun Yang Pertama Waktu Seorang Ibu

Hanya beberapa tahun!  Tahukah anda bahwa 50 percent dari perkembangan karakter dan kepribadian seorang anak terletak di tiga tahun pertama dari kehidupannya dan 75 percent terbentuk pada usia tujuh tahun?

 

Dasar diletakkan pada tiga tahun yang pertama.  “Kaum ibu, pastikanlah bahwa engkau mendisiplin anak-anakmu dengan sepatutnya selama tiga tahun yang pertama dalam hidup mereka.”  Mendidik dan Membimbing Anak, hal. 186.

 

“Jangan menunggu sampai anakmu berumur tiga tahun untuk mengajarkan pengendalian diri dan penurutan, pekerjaan itu akan lebih sulit.” Ibit. 

 

Yokebed, mendidik Musa selama tiga tahun pertama di awal kehidupannya.  Demikian juga Hanna mencurahkan kasihnya dan mengajarkan kebenaran Allah kepada Samuel hanya dua sampai tiga tahun yang pertama dari hidupnya. (1 Sam. 1:23).

 

b.  Tujuh Tahun Yang Pertama Waktu Seorang Ibu

 “Pelajaran-pelajaran yang dipelajari anak itu selama tujuh tahun pertama dalam hidupnya akan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pembentukan tabiatnya daripada segala sesuatu yang dipelajarinya pada tahun-tahun berikutnya.” Naskah 2, 1903 (Mendidik dan Membimbing Anak, EG White, hal. 185.).

 

Tujuh tahun pertama kehidupan seorang anak adalah masa yang kritis.  Inilah panggilan yang serius bagi para ibu.  Hanya beberapa tahun waktu yang diserahkan bagi anak-anak Tuhan yang kecil ini akan membuat dunia berbeda.

 

Allah memberikan kepada ibu-ibu kristen tugas yang suci untuk mendidik anak-anak bagi Dia.  Amsal 22:6 katakan, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”  Inilah yang dilakukan oleh Yokebed, sehingga pada usia 40 tahun, Musa memilih untuk bersama dengan umat-umat Tuhan daripada tinggal di dalam istana Firaun.

 

Pengaruh Ibu

 

EG White dalam bukunya Adventist Home,  hal 240 mengatakan:  “Sesudah kuasa Allah, maka kuasa ibu itulah yang terkuat untuk kebaikan yang dikenal di dunia ini.” Dan “Ibu itulah wakil Allah untuk mengkristenkan seluruh keluarga.”  Idem, hal. 235.

 

John Wesley, adalah seorang reformator besar di Inggris dan pendiri gereja Methodist.  Dia berasal dari keluarga besar yang memiliki 17 orang anak.  Setiap minggu ibunya menyediakan waktu khusus 1 jam untuk setiap anak.  Pengaruh ibunya telah melengkapi anak-anaknya menjai orang-orang besar.

 

Ibu Sebagai Seorang Missionaris Terbesar Di Dalam Dunia

 

“Seorang istri dan ibu yang bekerja di rumah (yang mungkin tidak menerima pujian apapun dari dunia untuk usahanya), tetapi kalau dia bekerja untuk kepentingan keluarganya, berusaha membentuk tabiat sesuai dengan teladan Ilahi, maka malaikat pemegang catatan itu menuliskan namanya sebagi seorang di antara misonaris yang terbesar di dalam dunia.”  (Rumah Tangga Advent, hal. 231).  

 

Dunia Berhutang Kepada Ibu

 

Dunia berhutang kepada para Ibu baik yang lalu, sekarang dan yang akan datang.  Sebagaimana Musa yang telah dibesarkan ibunya hanya dalam tiga tahun, tetapi telah berhasil menjadi seorang pembebas bangsa Israel dan tidak “takut akan titah raja.”  Juga Samuel, seorang hakim yang tidak dapat disuap, seorang pembangun sekolah nabi-nabi, dilahirkan oleh Hana, seorang ibu yang suka berdoa. (1 Sam. 1:1-28).  Demikian pula Elizabeth, kehamilannya yang ajaib di usia tuanya dan telah melahirkan Yohanes Pembaptis, perintis jalan bagi Tuhan.  (Lukas 1:57).

 

Kita telah diajak memandang pekabaran dari ibu-ibu yang mengagumkan dalam Alkitab, yang berasal dari hati Allah,  kepada hati mereka dan kepada hati kita.  Apa yang dapat kita lakukan untuk dapat bertumbuh dalam kasih kepada Tuhan dan iman kepadaNya?  Untuk bertumbuh memiliki hati seperti contoh ibu-ibu dalam Alkitab, marilah kita menyediakan waktu lebih banyak belajar firmanNya dengan kuasa Roh Kudus yang menjadikan kita kuat dan berdiri teguh dalam iman serta berusaha untuk menghidupkan iman kita.